Berita

UNISKA Kediri Rayakan Harlah ke-42: Luncurkan Buku Sejarah dan Perkuat Sinergi dengan Pondok Pesantren Lewat Program SJS

Kediri — Universitas Islam Kadiri (UNISKA) menggelar acara silaturahmi dan tasyakuran dalam rangka Hari Lahir (Harlah) ke-42 pada Rabu, 25 Juni 2025. Bertempat di Auditorium Gedung E lantai 2, acara ini mengusung tema “Menegakkan Langkah Menggapai Prestasi, UNISKA 42 Tahun Berkarya” sebagai refleksi atas perjalanan panjang kampus dalam mencetak generasi unggul dan adaptif.

Momentum Harlah ini menjadi lebih bermakna dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UNISKA Kediri dan lima pondok pesantren dari wilayah eks-Karesidenan Kediri. Kelima pondok tersebut adalah Ponpes Miftahul Ulum Tanjunganom, Ponpes Al Ishlahiyyah Mayan Mojo, Ponpes Salafiyyah Bandar Kidul, Ponpes Al Ishlah Bandar Kidul, dan Ponpes HM Al Mursyid Duwet Trenggalek. Fokus utama kolaborasi ini adalah program unggulan Santri Jadi Sarjana (SJS), yang memungkinkan para santri untuk kuliah tanpa meninggalkan kehidupan pondok.

Rektor UNISKA Kediri, Prof. Dr. H. Bambang Yulianto, M.Pd., menegaskan bahwa program SJS menjadi bagian penting dalam mewujudkan pendidikan tinggi yang inklusif dan merata. “Kami ingin memberikan akses pendidikan tinggi kepada para santri, agar mereka bisa lulus dari pondok dan sekaligus meraih gelar sarjana. Ini sejalan dengan visi UNISKA membangun SDM berdaya saing,” ujar Prof. Bambang.

Rangkaian acara juga diisi dengan peluncuran buku sejarah kampus bertajuk Merajut Kenangan dan Menyalakan Semangat: Kilas Balik 42 Tahun Mengabdi untuk Pendidikan dan Peradaban. Peresmian dilakukan oleh Ketua Umum Yayasan Bina Cendekia Muslim Pancasila (YBCMP), KH. Anwar Iskandar atau Gus War. Dalam sambutannya, Gus War menyebut buku ini sebagai pengingat perjalanan dan pendorong semangat menuju masa depan UNISKA yang diridhai Allah SWT.

Gus War juga menyampaikan tausiyah inspiratif mengenai pentingnya sinergi antara pesantren dan perguruan tinggi. Ia menekankan bahwa pengembangan ilmu tidak boleh memisahkan santri dari dunia pondok. “Santri harus dibekali ilmu pengetahuan tinggi tanpa mengganggu rutinitas pondok. Justru kita harus dukung agar mereka tumbuh menjadi pemikir yang kuat dan berilmu,” tegasnya.

Wakil Wali Kota Kediri yang turut hadir dalam acara ini juga memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi UNISKA. Ia menyebut bahwa selama 42 tahun, UNISKA telah menjadi kekuatan strategis dalam pembangunan pendidikan di Kediri. “UNISKA tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga melahirkan pemimpin dan pelaku perubahan di tengah masyarakat. Ini kontribusi yang tak ternilai,” ucapnya.

Sebanyak 70 perwakilan pondok pesantren turut hadir dan ikut serta dalam proses penjajakan kerja sama lebih lanjut. Hal ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari komunitas pesantren terhadap model pendidikan berbasis kolaborasi yang diusung UNISKA melalui program SJS.

Dengan semangat refleksi dan inovasi, peringatan Harlah ke-42 ini menegaskan komitmen UNISKA untuk terus menjadi pilar pendidikan Islam yang tidak hanya menghargai sejarah, tetapi juga berorientasi pada masa depan. Sinergi dengan pesantren, peluncuran karya literasi sejarah, dan program inklusif seperti Santri Jadi Sarjana menjadi tonggak penting menuju UNISKA yang lebih berdampak bagi masyarakat luas.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button