Polresta Banyuwangi Berikan Beasiswa kepada Anak Korban KMP Tunu Pratama, Wujud Kepedulian di Tengah Duka

Banyuwangi – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyuwangi menunjukkan kepeduliannya terhadap para korban tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu malam (2/7/2025). Sebagai bentuk empati dan tanggung jawab sosial, Polresta Banyuwangi memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak korban yang ditinggalkan.
Salah satu perhatian khusus diberikan kepada keluarga Elok Rumantini (33), salah satu korban meninggal dalam musibah tersebut. Elok, yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kantin, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Ia meninggalkan dua anak yang kini menjadi yatim piatu, setelah sebelumnya sang suami juga telah tiada.
Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra langsung mengunjungi rumah duka dan menyerahkan beasiswa pendidikan hingga jenjang SMA kepada anak pertama almarhumah. Sementara untuk anak bungsu yang baru berusia 4 tahun, Kombes Pol Rama menawarkan untuk bersekolah di PAUD Bhayangkara sebagai bentuk dukungan sejak dini.
“Kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu Elok. Ini adalah duka kita bersama. Semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban keluarga dan menjamin masa depan pendidikan anak-anaknya,” ungkap Kombes Pol Rama saat kunjungan, Sabtu (5/7/2025).
Tak hanya kepada keluarga Elok, Kombes Pol Rama juga mendatangi rumah Eko Satriyo, korban lain yang meninggal dunia dalam pelukan anaknya. Ia meminta seluruh keluarga korban untuk tetap tabah dan terus mendoakan keselamatan korban lain yang hingga kini belum ditemukan.
“Kami memohon doa dan dukungan masyarakat agar proses pencarian korban yang masih hilang bisa berjalan lancar. Tim SAR gabungan terus bekerja keras di lapangan,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Bhayangkari Cabang Banyuwangi, Ny. Nova Rama Samtama Putra, mengatakan bahwa kegiatan anjangsana dan pendampingan ini merupakan bagian dari kepedulian sosial Polresta Banyuwangi. Selain memberikan bantuan, Bhayangkari juga memberikan dukungan psikososial bagi keluarga korban yang terdampak langsung.
“Kami hadir di tengah masyarakat dalam situasi darurat seperti ini sebagai bentuk kehadiran Polri dan Bhayangkari untuk membantu pemulihan, terutama secara psikologis bagi keluarga korban,” ujar Nova.
Hingga berita ini ditulis, data dari Posko Darurat Pelabuhan Ketapang mencatat total 36 korban berhasil dievakuasi, terdiri dari 30 orang selamat dan 6 orang meninggal dunia. Dari 30 korban yang selamat, 21 orang merupakan warga Ketapang, Banyuwangi, dan 9 orang lainnya berasal dari Gilimanuk, Bali. Proses pencarian oleh Tim SAR gabungan masih terus berlangsung guna menemukan sisa korban yang belum diketemukan.




