Terkesan dengan Motifnya yang Cantik, Istri Wali Kota Probolinggo Borong Tenun Ikat Khas Bandar Kidul

Kediri – Kunjungan ke Kota Kediri dalam rangkaian kegiatan Ladies Program Muskomwil IV ke-13 APEKSI 2025 menjadi pengalaman istimewa bagi dr. Evariani Aminuddin, istri Wali Kota Probolinggo. Salah satu momen yang paling membekas baginya adalah saat mengunjungi Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul, Kamis (17/7/2025). Tak hanya terpukau, ia bahkan memborong beberapa helai kain tenun ikat karena jatuh hati dengan motif dan keindahan wastra khas Kediri tersebut.
Dalam city tour bersama para istri kepala daerah lain, dr. Evariani mengawali perjalanannya dengan mengunjungi Pabrik Rokok PT Gudang Garam Tbk. Di sana, ia dan rombongan melihat langsung proses produksi rokok oleh ribuan tenaga kerja terampil. Kunjungan kemudian dilanjutkan ke Bandara Dhoho Kediri, bandara pertama di Indonesia yang dibangun melalui skema KPBU unsolicited oleh pihak swasta, dalam hal ini Gudang Garam.
Kekaguman dr. Evariani tak berhenti di situ. Ia mengaku sangat terpesona saat melihat fashion show yang menampilkan para model dalam balutan tenun ikat Bandar Kidul. Koleksi kain yang ditampilkan berhasil mengangkat keanggunan dan karakter kuat dari warisan budaya lokal. “Kesan pertama saya: kainnya lembut, warnanya berkilau, dan sangat nyaman dipakai,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul. Di sana, dr. Evariani beserta rombongan melihat langsung proses pembuatan tenun secara tradisional menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Bahkan, beberapa peserta sempat mencoba menenun sendiri. Menurutnya, pengalaman tersebut sangat berkesan dan membuka wawasan tentang pentingnya melestarikan budaya lokal.
Tak hanya membeli untuk koleksi pribadi, dr. Evariani menyebut kain-kain yang dibelinya akan dibagikan sebagai buah tangan kepada orang-orang terdekat. “Saya memang sudah merencanakan membawa tenun ini sebagai oleh-oleh. Banyak yang menantikan buah tangan dari Kediri, dan tenun ikat ini sangat cocok,” jelasnya.
Ia juga memberikan pujian khusus terhadap corak dan motif tenun yang dinilai mampu menonjolkan kecantikan wanita. “Motif garis, segitiga, atau lurus yang disusun tegak, semuanya memberi ilusi tubuh lebih ramping. Ini sangat keren, terutama kalau dijadikan dress,” katanya kagum. Menurutnya, kekuatan tenun terletak bukan hanya pada warna atau motif, tapi juga pada filosofi dan tangan kreatif pembuatnya.
Di sisi lain, dr. Evariani juga menilai bahwa Kota Kediri telah menunjukkan kemajuan signifikan sebagai kota yang terus bertumbuh. Ia mengapresiasi langkah-langkah Pemkot Kediri dalam mengembangkan UMKM, menarik investasi, serta membangun sinergi dengan masyarakat. “Kota Kediri bisa jadi contoh. Ini bukan hanya soal pertumbuhan fisik, tapi juga pelayanan yang menyentuh rakyat,” ungkapnya.
Ia berharap, pengalaman selama berada di Kediri bisa menjadi inspirasi untuk diterapkan di daerah asalnya. “Apa yang kita temui di Kediri akan kita bagikan di Probolinggo. Kami ingin semua kota saling berbagi, saling menopang, demi membawa perubahan positif bagi Indonesia,” pungkas dr. Evariani dengan penuh semangat.




