Puncak Perjalanan Akademik: Pasangan Suami Istri Jalani Sidang Terbuka Doktor Bersama di Unitomo

Surabaya — Sebuah momen langka dan penuh makna mewarnai dunia akademik Indonesia ketika pasangan suami istri, Dr. Rinto Harno, S.Mn., M.M. dan Dr. Hj. Putri Septi Naulina, S.E., M.M., secara bersamaan menjalani sidang terbuka doktor pada Selasa, 29 Juli 2025. Sidang terbuka tersebut berlangsung di Gedung H Lantai 4, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dr. Soetomo (FEB Unitomo), Surabaya, menjadi puncak dari perjalanan panjang dan penuh ketekunan pasangan ini dalam menempuh pendidikan doktoral.
Keduanya sebelumnya telah melewati sidang tertutup pada 18 Juni 2025 lalu, dan kembali mencuri perhatian dengan tampil bersama di sidang terbuka. Momen ini bukan hanya menjadi simbol keberhasilan akademik, tetapi juga menjadi bukti kuat bahwa komitmen dalam rumah tangga dapat berjalan beriringan dengan komitmen dalam dunia pendidikan tinggi. Dukungan, sinergi, dan semangat berbagi perjuangan menjadi kunci dari keberhasilan pasangan ini.
Dalam sambutannya usai sidang, Dr. Rinto Harno, yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Bina Cendekia Muslim Pancasila (YBCMP), menyampaikan rasa syukur yang mendalam. “Ini merupakan pemberian Allah yang sangat berharga. Tidak semua pasangan bisa mendapatkan kesempatan luar biasa seperti ini,” ujarnya. Senada dengan itu, sang istri, Dr. Hj. Putri Septi Naulina, yang juga Bendahara YBCMP, menuturkan bahwa ia merasakan tekanan luar biasa menjelang hari bersejarah tersebut. “Dua hari nggak bisa tidur, sulit makan juga. Tapi alhamdulillah semua berjalan lancar,” katanya.
Meski keduanya telah berpengalaman dalam menghadapi berbagai tantangan organisasi dan pekerjaan, menjalani sidang terbuka bersama tetap menjadi pengalaman emosional yang unik. Dr. Rinto mengakui bahwa ini adalah momen yang tidak disangka-sangka dalam hidupnya. Sementara itu, Dr. Putri menegaskan bahwa aspek mental menjadi kunci utama dalam menyelesaikan jenjang pendidikan S3. “Mental itu kunci ketenangan, dan ketenangan itu kunci keberhasilan,” ungkapnya dengan semangat.
Setelah sidang, ucapan selamat datang dari berbagai pihak, termasuk keluarga, kolega, dan civitas akademika. Banyak dari mereka meminta pasangan ini membagikan pesan inspiratif bagi para mahasiswa doktoral lainnya. Dr. Rinto memberi motivasi kepada para dosen muda agar tidak menunda penyelesaian studi. “Segera selesaikan. Di depan, tugas besar sudah menanti,” pesannya. Dr. Putri menambahkan dengan penuh semangat, “Maju terus pantang mundur. Serang! Sampai menang!”
Kisah perjuangan mereka membuktikan bahwa membangun rumah tangga bukan penghalang untuk meraih prestasi akademik tertinggi. Justru, ketika kedua belah pihak saling mendukung, perjalanan menuju gelar doktor menjadi lebih kuat dan bermakna. Dari diskusi hangat di ruang keluarga hingga presentasi ilmiah di ruang sidang, keduanya berjalan beriringan dengan semangat dan cinta yang sama.
Hari itu, di satu waktu dan satu tempat yang sama, dua nama resmi menyandang gelar doktor. Sebuah pencapaian ganda yang tak hanya mencerminkan keberhasilan pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi kolektif bagi dunia pendidikan, khususnya bagi pasangan-pasangan muda yang tengah menapaki jalan serupa. Dr. Rinto dan Dr. Putri telah menunjukkan bahwa pendidikan dan keluarga bisa saling menguatkan, bukan menghalangi.
Dengan gelar doktor yang kini melekat pada nama mereka, pasangan ini siap melangkah ke babak baru kehidupan dengan tanggung jawab yang lebih besar. Namun yang tak kalah penting, mereka telah meninggalkan jejak inspiratif tentang cinta, komitmen, dan ketekunan dalam dunia akademik yang akan dikenang banyak orang.




