Lemdiklat Polri Lakukan Pengkajian Komprehensif Diktukba di SPN Polda Jatim

MOJOKERTO – Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Timur menjadi lokasi strategis bagi Tim Pengkajian Gabungan Lemdiklat Polri untuk melaksanakan evaluasi mendalam terkait implementasi Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri Tahun Anggaran 2025, Kamis (13/11/2025). Kegiatan ini menandai upaya serius Polri dalam memastikan kualitas pendidikan terstandar dan relevan dengan kebutuhan tugas kepolisian modern.
Kunjungan ini dipimpin oleh Widyaiswara Madya Sespim Lemdiklat Polri Brigjen Pol Budi Indra Darmawan, bersama Kabagjiandiklat Rojianbang Lemdiklat Kombes Pol Satria Rizkiano dan Kasubbagjiandikbangspes Bagjiandiklat Rojianbang Lemdiklat Polri AKBP Juli Isnanywati. Mereka didampingi dua peneliti, yaitu Dr. Sandi Budi Iriawan sebagai peneliti kajian Diktukba dan Fauziah Roshafara sebagai peneliti hasil didik.
Rombongan yang sebelumnya melakukan pendalaman serupa di Polres Mojokerto Kota itu disambut langsung oleh Kepala SPN Polda Jatim Kombes Pol Agus Wibowo beserta Pejabat Utama dan perwakilan siswa Diktukba. Penyambutan ini menjadi simbol kesiapan SPN dalam mendukung penuh evaluasi internal lembaga pendidikan kepolisian tersebut.
Dalam sambutannya, Kombes Pol Agus Wibowo menyampaikan apresiasi dan kesiapan SPN untuk menerima seluruh rangkaian evaluasi. Ia menegaskan bahwa proses pengkajian ini merupakan bagian penting dari upaya perbaikan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pendidikan. Ia menambahkan bahwa seluruh temuan nantinya akan digunakan sebagai pedoman strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan agar mampu melahirkan Bintara Polri yang profesional, presisi, dan siap melayani masyarakat.
Mewakili tim pengkaji, Kombes Pol Satria Rizkiano menjelaskan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk memotret efektivitas implementasi kurikulum, penguasaan peserta didik, dan dampaknya terhadap kualitas lulusan. Ia menekankan pentingnya kajian objektif terhadap tujuh standar Diklat, indeks kualitas pendidik serta pemanfaatan teknologi digital sebagai instrumen pembelajaran di era modern.
Selain itu, tim juga berfokus untuk memperoleh data langsung terkait persepsi dan kepuasan peserta didik selama mengikuti pendidikan. Menurut Kombes Pol Satria, data tersebut sangat penting untuk dijadikan dasar penyusunan kebijakan pendidikan Polri ke depan sehingga lebih adaptif dan tepat sasaran dalam membentuk kompetensi anggota baru Polri.
Sesuai agenda, tim pengkaji melaksanakan rangkaian metode kajian mulai dari Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam, hingga pendalaman perspektif dari tiga kelompok utama yaitu Pejabat Utama SPN, tenaga pendidik dan pengasuh, serta siswa peserta didik. Pendalaman tersebut dilakukan secara simultan untuk memperoleh gambaran komprehensif mengenai pelaksanaan pendidikan di SPN.
Tidak hanya berhenti pada pengumpulan data verbal, tim juga menelaah berbagai dokumen terkait implementasi tujuh standar Diklat, data keterlibatan pendidik, serta penggunaan teknologi digital. Seluruh berkas diperiksa secara mendalam guna memastikan kesesuaian dengan ketentuan dan kebutuhan pendidikan kepolisian masa kini.
Sebagai langkah terakhir, tim melakukan observasi fisik langsung terhadap fasilitas pendidikan yang tersedia. Mulai dari proses belajar mengajar di kelas, kondisi barak siswa, dapur, ruang makan, hingga dojo atau area latihan beladiri turut menjadi fokus peninjauan. Observasi ini bertujuan memastikan lingkungan pendidikan berjalan sesuai standar dan mendukung pembentukan karakter serta kemampuan siswa secara optimal.




