Berita

Siap Diluncurkan 14 Juli, Pemkot Kediri Gelar Rakor Pengelolaan Program Makan Bergizi Gratis untuk Ibu dan Balita

KEDIRI — Pemerintah Kota Kediri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program nasional pengentasan stunting dan peningkatan gizi masyarakat. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Pemkot Kediri menggelar rapat koordinasi (rakor) pengelolaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (9/7/2025), bertempat di Ruang Kilisuci Balai Kota Kediri.

Rakor tersebut digelar menjelang pelaksanaan perdana program MBG yang direncanakan akan mulai berjalan pada tanggal 14 Juli 2025. Program ini menyasar kelompok prioritas yang dikenal sebagai “3B”, yaitu Ibu hamil, Ibu menyusui, dan Balita Non-PAUD. Tujuannya untuk mendukung pemenuhan gizi sejak dini, khususnya di keluarga yang rentan secara ekonomi.

Kegiatan rakor dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Kediri, Puskesmas, Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Kediri, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ngadirejo, Mrican, dan Tosaren, serta Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TPPPS). Kolaborasi lintas sektor ini menjadi fondasi kuat dalam kelancaran pelaksanaan program MBG.

Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, Arief Cholisudin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa MBG diharapkan mampu memberikan tambahan gizi untuk kelompok rentan, sekaligus memperkuat upaya penghapusan kemiskinan ekstrem. “Peran Pemkot adalah menyiapkan data sasaran yang tepat dan memobilisasi kader di kelurahan untuk membantu distribusi MBG dari rumah ke rumah,” jelasnya.

Sasaran penerima manfaat ditentukan berdasarkan data dari aplikasi SIGA (Sistem Informasi Keluarga) dengan prioritas data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem). Adapun penerima manfaat terdiri dari ibu hamil di semua trimester, ibu menyusui bayi usia 0–6 bulan, serta balita usia 6–59 bulan yang aktif mengikuti kegiatan Posyandu di lingkungannya.

Cholisudin juga menambahkan bahwa dalam pelaksanaan program MBG, pihaknya akan melibatkan berbagai kader pendamping seperti penyuluh KB, Tim Pendamping Keluarga (TPK), kader Bina Keluarga Balita (BKB), IMP Bangga Kencana, dan kader posyandu. Mereka akan bertugas dalam pendistribusian, edukasi gizi, pemantauan, pencatatan hingga pelaporan pelaksanaan program.

Selain itu, kelurahan juga memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, serta melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi program. “Data penerima MBG ini bersifat dinamis, karena data ibu hamil bisa berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, peran aktif kelurahan dan puskesmas sangat dibutuhkan dalam memperbarui data 3B,” tambahnya.

Kepala SPPG Mrican, Oneng Aulia, menjelaskan bahwa masing-masing dapur MBG saat ini mendapatkan kuota hingga 4.000 penerima manfaat. Sekitar 10 persen dari kuota tersebut dialokasikan untuk kelompok 3B. Setiap dapur melayani distribusi ke wilayah dengan radius maksimal 4–5 km. Distribusi untuk kelompok B3 akan dilakukan langsung ke rumah, sementara untuk siswa sekolah dilakukan bertahap.

Distribusi MBG dilakukan dua kali seminggu berupa makanan siap saji setiap hari Senin dan Kamis, serta paket kudapan seperti susu, roti, buah, dan telur untuk hari Selasa, Rabu, dan Jumat. “Setiap pengantar membawa berita acara serah terima yang mencatat waktu memasak dan batas waktu konsumsi untuk menjaga keamanan makanan,” pungkas Oneng. Program ini diharapkan mampu menjadi langkah konkret dalam meningkatkan status gizi ibu dan anak di Kota Kediri.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button