Berita

Situasi Kondusif, Mas Dhito Cabut Aturan Jam Malam untuk Pelajar di Kediri

KEDIRI – Kondisi Kabupaten Kediri berangsur pulih setelah kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (30/8/2025) malam. Sepekan pasca peristiwa anarkis berupa pembakaran dan penjarahan aset pemerintah, suasana di berbagai wilayah kini dinilai kondusif. Atas perkembangan tersebut, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau akrab disapa Mas Dhito, resmi mencabut surat edaran terkait pemberlakuan jam malam bagi pelajar.

Pernyataan pencabutan surat edaran itu disampaikan Mas Dhito saat menghadiri pengajian akbar dalam rangka peresmian SDI Ulumiyah Al Ma’ruf di Desa Tertek, Kecamatan Pare, Minggu (7/9/2025) malam. Ia menegaskan bahwa Kabupaten Kediri telah kembali dalam situasi aman dan rukun. “Saya cabut surat edaran bupati, saya tetapkan per malam ini Kabupaten Kediri sudah menjadi kabupaten yang guyub rukun, adem tentrem gemah ripah loh jinawi,” ucapnya.

Kerusuhan akhir Agustus lalu meninggalkan keprihatinan mendalam. Selain perusakan dan pembakaran gedung pemerintahan, yang lebih memprihatinkan ialah fakta bahwa mayoritas pelaku anarkisme berasal dari kalangan pelajar SMP dan SMA. Hal itu menjadi perhatian serius Pemkab Kediri dan aparat penegak hukum.

Dalam peristiwa itu, massa tidak hanya menyasar kantor Pemkab Kediri, namun juga Gedung DPRD Kabupaten Kediri, beberapa pos polisi, hingga kantor kepolisian yang mengalami kerusakan cukup parah. Menurut Mas Dhito, infrastruktur yang rusak memang bisa diperbaiki, namun keterlibatan para pelajar dalam aksi anarkis merupakan masalah yang lebih mendasar.

“Gedung yang hangus terbakar bisa kita bangun. Arsip yang hilang bisa dicetak kembali. Bangunan yang hancur bisa kita perbaiki. Tapi yang menjadi persoalan besar adalah mayoritas pelaku anarkisme adalah anak pelajar,” ujarnya.

Di hadapan masyarakat yang hadir bersama KH Anwar Zahid, Mas Dhito menegaskan bahwa Kabupaten Kediri tidak akan memberi toleransi kepada siapapun yang melakukan aksi anarkis. Ia pun menitipkan pesan kepada para orang tua agar lebih mengawasi anak-anaknya dan memastikan mereka tidak terjerumus ke dalam tindakan yang merugikan banyak pihak. “Bapak ibu, saya titip betul. Saya tidak bisa bekerja sendiri tanpa bergandengan erat dengan panjenengan semua,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Mas Dhito juga menyampaikan harapan agar SDI Ulumiyah Al Ma’ruf yang baru diresmikan bisa menjadi tempat lahirnya generasi muda yang berakhlak mulia, cerdas, dan mampu menggantikan peran para tokoh yang hadir dalam acara tersebut. Ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai benteng utama mencegah generasi muda dari perilaku menyimpang.

Menteri Sosial Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul yang turut hadir dalam peresmian sekolah tersebut, memberikan apresiasi kepada Pemkab Kediri dan aparat keamanan yang cepat memulihkan keadaan pasca kerusuhan. “Saya sampaikan apresiasi kepada bapak bupati dan aparat keamanan yang telah bisa segera memulihkan kembali Kabupaten Kediri,” ujarnya. Ia juga berharap seluruh elemen masyarakat bahu-membahu menjaga kedamaian serta membangun kembali daerah yang sempat terguncang akibat aksi anarkis.

Dengan pencabutan aturan jam malam pelajar, diharapkan kehidupan masyarakat Kediri benar-benar kembali normal. Namun demikian, Pemkab Kediri tetap mengimbau agar kewaspadaan terus dijaga, terutama dalam membina generasi muda agar tidak mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan destruktif.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button