Kapolres Probolinggo Pastikan Penanganan Maksimal Laka Bus di Jalur Bromo

PROBOLINGGO – Tragedi kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di jalur wisata Bromo. Sebuah bus pariwisata bernomor polisi P-7221-UG yang membawa rombongan tenaga kesehatan (nakes) dari Rumah Sakit Bina Sehat Jember mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025) siang.
Bus nahas tersebut berisi 52 penumpang. Dari insiden itu, delapan orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 44 lainnya mengalami luka-luka dengan kondisi bervariasi. Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar RS Bina Sehat Jember.
Direktur RS Bina Sehat, dr. Faida, mengaku sangat terpukul dengan musibah tersebut. Ia mengatakan, tujuh jenazah korban sudah disucikan di RS Mohamad Saleh Probolinggo dan diberangkatkan menggunakan ambulans Merah Putih. Sementara satu jenazah lainnya diberangkatkan dari RS Daerah Tongas.
“Semua korban luka ringan yang semula dirawat di Puskesmas Sukapura dan Puskesmas Wonomerto sudah dibawa turun menggunakan Elf dan kendaraan lainnya. Kami sangat terbantu dengan pengawalan dari Kapolres Probolinggo beserta jajaran,” ujar dr. Faida.
Kapolres Probolinggo, AKBP M Wahyudin Latif, yang turun langsung ke lokasi menjelaskan kronologi singkat kecelakaan. Menurutnya, bus yang dikemudikan Al-Bahri tersebut melaju dari arah barat ke timur sebelum akhirnya mengalami kecelakaan tunggal di jalur menurun Bromo.
Pasca kejadian, petugas gabungan bersama warga sekitar bergerak cepat melakukan evakuasi. Para korban segera dibawa ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. “Sebanyak 44 orang yang mengalami luka-luka sudah menjalani perawatan di beberapa puskesmas dan rumah sakit di wilayah Probolinggo,” jelas AKBP Latif.
Ia menegaskan bahwa Polres Probolinggo bersama jajaran Polda Jatim memberikan penanganan maksimal, baik dalam proses evakuasi, pengawalan medis, hingga penyaluran bantuan bagi para korban dan keluarga. Selain itu, jalur lalu lintas juga segera diatur agar tidak menimbulkan kemacetan panjang.
Terkait penyebab kecelakaan, AKBP Latif menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Untuk penyebab kecelakaan masih kita lakukan pendalaman. Kami akan bekerja maksimal agar penyebab pasti bisa segera diketahui,” pungkasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa jalur Bromo yang menantang perlu diwaspadai, terutama bagi kendaraan besar yang membawa rombongan wisatawan. Polisi bersama instansi terkait juga diharapkan dapat meningkatkan langkah-langkah pencegahan agar musibah serupa tidak kembali terjadi.




