Tingkat Keimanan Terus Berkembang, Cerita Jamaah Umroh Jennaty yang Tak Hanya Sekadar Perjalanan

Kediri — Suasana penuh haru dan kebahagiaan menyelimuti halaman Masjid Agung Kota Kediri pada Rabu sore (9/10/2025). Rombongan jamaah umroh dari Yayasan Taman Pendidikan Rahmat baru saja tiba dari Tanah Suci setelah menjalani perjalanan spiritual selama 12 hari bersama Jennaty Tour & Travel. Di tengah cuaca lembap dan langit mendung, wajah para jamaah tetap bersinar — memancarkan rasa syukur atas ibadah yang telah mereka tuntaskan dengan khusyuk.
Bus berwarna ungu dengan tulisan putih “Jennaty Tour & Travel” perlahan berhenti di pelataran masjid. Satu per satu jamaah turun, membawa koper dan senyum yang menggambarkan ketenangan batin. “Alhamdulillah, sangat bahagia sekali. Pelayanan dari Jennaty benar-benar sepenuh hati. Pemiliknya memperhatikan semua kebutuhan kami,” tutur Bu Istianah, salah satu anggota yayasan, dengan mata berbinar penuh haru.
Sebanyak 24 jamaah, termasuk empat anggota Yayasan Taman Pendidikan Rahmat, berangkat pada 28 September lalu. Mereka baru saja menutup rangkaian perjalanan ibadah yang mengesankan — bukan hanya karena ritual yang dijalankan, tapi juga pengalaman spiritual yang mereka rasakan selama di Tanah Suci. Bagi Bu Istianah, ini adalah kali kedua mempercayakan perjalanan umrohnya kepada Jennaty. “Dari awal berangkat sampai pulang, semuanya dimudahkan. Kami dijaga, dilayani, dan dibimbing dengan penuh ketulusan,” tambahnya.
Selama di Mekkah dan Madinah, rombongan menjalankan tiga kali umroh disertai kegiatan city tour yang memperkaya pengalaman rohani mereka. Bukan hanya sekadar beribadah, mereka juga mendapat kesempatan menyelami sejarah dan keindahan dua kota suci dengan bimbingan pendamping profesional. “Alhamdulillah sekali kami sangat beruntung. Hotelnya dekat dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, jadi tidak capek jalan jauh. Kami bisa fokus beribadah,” ujar Bu Istianah tersenyum.
Yang membuat jamaah semakin terkesan adalah perhatian mendalam terhadap kenyamanan. Jennaty Tour & Travel memastikan segala kebutuhan terpenuhi tanpa kendala. Bahkan, beberapa jamaah diberi kebebasan untuk melakukan tawaf mandiri, memberi ruang bagi mereka untuk menikmati momen pribadi bersama Allah SWT. “Rasanya damai sekali, seolah waktu berhenti di depan Ka’bah,” kata salah satu jamaah lirih.
Di balik kelancaran perjalanan itu, ada kerja keras yang dilakukan jauh sebelum hari keberangkatan. Anggista Puspita Dewi, staf PT Jennaty, menjelaskan bahwa timnya membantu jamaah sejak tahap awal, mulai dari verifikasi dokumen, pengurusan paspor, hingga kelengkapan administrasi. “Kami ingin jamaah benar-benar fokus beribadah, bukan sibuk dengan urusan teknis,” ujarnya. Dukungan ini sangat berarti, terutama bagi jamaah yang baru pertama kali ke luar negeri.
Kenyamanan jamaah juga dirasakan sejak keberangkatan dari Kediri menuju Bandara Juanda menggunakan bus Jennaty AG 7014 UC yang dilengkapi fasilitas modern. Di bandara, mereka mendapat akses lounge eksklusif untuk beristirahat sebelum penerbangan. Setibanya di Tanah Suci, tim handling Jennaty langsung siap melayani — mulai dari penanganan bagasi hingga pendampingan ke hotel. “Dari berangkat sampai pulang, kami benar-benar seperti keluarga. Tidak ada yang dibiarkan sendirian,” ujar salah satu jamaah pria.
Selama 12 hari perjalanan, para jamaah tidak hanya menjalankan rangkaian ibadah, tetapi juga mengalami transformasi batin. Mereka pulang membawa ketenangan, kedewasaan iman, dan rasa cinta yang lebih dalam kepada Sang Pencipta. “Jennaty bukan sekadar biro perjalanan, tapi jembatan menuju kedekatan dengan Allah,” tutur Bu Istianah menutup kisahnya.
Sore itu, halaman Masjid Agung Kediri menjadi saksi air mata syukur yang menetes lembut. Dari Madinah hingga Mekkah, dari doa di Raudhah hingga cium Hajar Aswad, setiap langkah menjadi kenangan suci yang melekat di hati. Jennaty Tour & Travel kembali membuktikan bahwa pelayanan terbaik bukan hanya soal fasilitas mewah, tetapi tentang ketulusan dan cinta dalam melayani. Bagi 24 jamaah yang baru pulang ini, umroh bukan sekadar perjalanan fisik — melainkan perjalanan hati yang memperkuat iman dan menumbuhkan cinta baru kepada Sang Pencipta.




