Berita

Siswa Diktukba SPN Polda Jatim Tawarkan Solusi Digital untuk UMKM Koi Blitar melalui Program Live In

BLITAR – Program Live In yang diikuti oleh para siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri Tahun Anggaran 2025 dari SPN Polda Jawa Timur tidak hanya berfokus pada pelatihan kepolisian konvensional. Dengan konsep pembelajaran kolaboratif berbasis nyata, para siswa kini terjun langsung ke tengah masyarakat untuk membantu menyelesaikan persoalan riil yang dihadapi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Pada Selasa (4/11/2025), sekelompok siswa yang melaksanakan Live In di wilayah hukum Polres Blitar Kota memulai kegiatan mereka di Kelurahan Bendo, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar. Dalam kegiatan ini, mereka fokus pada UMKM budidaya ikan koi — salah satu potensi unggulan daerah yang tengah menghadapi tantangan besar dalam hal pemasaran.

Sebelum diterjunkan ke lapangan, para siswa Diktukba terlebih dahulu mendapatkan pembekalan di Mapolres Blitar Kota. Mewakili Kapolres Blitar Kota AKBP Titus Yudho Uly, Kabag SDM Kompol Imron, S.Sos., M.M., memberikan arahan penting yang menekankan nilai-nilai etika, disiplin, serta kehormatan diri dan institusi. “Jaga sikap, rasa hormat, dan marwah institusi SPN Polda Jatim serta Polres Blitar Kota. Ini adalah kunci utama saat siswa sekalian berinteraksi langsung dengan masyarakat,” pesan Kompol Imron dalam arahannya.

Setelah pembekalan, para siswa langsung menuju lokasi Live In. Salah satu kelompok ditempatkan di kediaman Tunggul Jati Ardiansyah, pemilik Joyokusumo Koi Farm, pelaku UMKM yang bergerak di bidang budidaya ikan koi. Di tempat ini, para siswa tidak hanya tinggal bersama pemilik usaha, tetapi juga ikut terlibat aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari pemberian pakan, penanganan penyakit ikan, hingga proses pemeliharaan.

Dalam kegiatan tersebut, para siswa menemukan tantangan utama yang dihadapi pelaku usaha koi di Blitar, yaitu terbatasnya akses pasar. Menurut Tunggul, penjualan ikan koi masih sangat tersegmentasi dan cenderung hanya menjangkau kalangan tertentu. “Penjualan masih menyasar pada golongan masyarakat tertentu. Ini tantangan yang belum terpecahkan,” ungkapnya.

Permasalahan ini kemudian memantik ide kreatif dari salah satu siswa Diktukba SPN Polda Jatim, Satrio Wibowo Anggoro Adhji Saputro atau yang akrab disapa Ronggo. Ia menawarkan solusi berbasis digital dengan menekankan pentingnya digital branding untuk memperluas jangkauan pasar. “Kuncinya adalah membangun brand digital yang kuat. UMKM harus memanfaatkan teknologi media digital tidak hanya untuk berjualan, tetapi juga untuk mengedukasi pasar tentang kualitas koi lokal,” ujar Ronggo saat berdiskusi dengan karyawan Joyokusumo Koi Farm.

Ronggo menambahkan bahwa setiap UMKM perlu memiliki identitas digital yang jelas agar produk mereka lebih dikenal secara nasional hingga menembus pasar internasional. Ia juga mengusulkan kolaborasi dengan influencer dan penggiat media sosial untuk memperkuat jejaring promosi. “Kita juga harus mengajak influencer atau penggiat media sosial untuk berkolaborasi dengan pemilik Koi Farm,” tambahnya, menyoroti potensi besar dunia digital dalam mengangkat citra koi Blitar.

Program Live In ini memberikan pengalaman dua arah: para siswa belajar memahami kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, sementara pelaku UMKM mendapatkan wawasan baru tentang inovasi dan pemasaran modern. “Budidaya ikan koi bukan sekadar menjual ikan, tetapi menjual keindahan, menikmati hobi, dan yang paling utama membangun kepercayaan,” pungkas Ronggo dalam refleksinya.

Sementara itu, Kepala SPN Polda Jatim Kombes Pol Agus Wibowo menjelaskan bahwa inti dari program Live In adalah pembelajaran sosial yang menumbuhkan empati dan pemahaman mendalam terhadap masyarakat. “Dari program ini diharapkan lahir Bintara Polri yang mampu memahami realitas sosial, sekaligus menginternalisasi nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya secara kontekstual,” ujar Kombes Agus.

Ia menegaskan bahwa Live In dirancang untuk memperkuat karakter Bintara Polri masa depan agar memiliki kepemimpinan yang humanis, toleransi yang tinggi, serta tanggung jawab sosial yang kuat. “Program ini bukan hanya latihan kedisiplinan, tapi juga pembentukan kepribadian dan kepedulian sosial. Inilah wujud Polri yang hadir dan belajar bersama masyarakat,” tutup Kombes Agus.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button