Pertandingan Persik vs Persebaya Dihelat di Luar Kota Kediri, Panpel Persik Harapkan Pengelolaan Stadion Brawijaya Lebih Profesional

Kediri – Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel) Persik Kediri menyampaikan rasa kecewa terkait keputusan tidak diberikannya izin penggunaan Stadion Brawijaya untuk laga lanjutan Super League Indonesia antara Persik Kediri melawan Persebaya Surabaya pada 7 November 2025 lalu. Keputusan tersebut membuat pertandingan harus dipindahkan ke Stadion Gelora Joko Samudra, Gresik.
Tri Widodo, selaku Ketua Panpel Persik Kediri, mengungkapkan bahwa keputusan Aparat Penegak Hukum (APH) didasarkan pada pertimbangan keamanan, khususnya terkait kondisi pagar pembatas Stadion Brawijaya yang dinilai belum layak. Faktor tersebut dianggap menjadi risiko tinggi jika pertandingan tetap digelar di Kediri, sehingga izin pun tidak dikeluarkan.
Widodo, yang akrab disapa Widodo Hunter, tidak dapat menyembunyikan rasa kecewanya karena Persik harus menjamu Persebaya jauh dari rumah sendiri. Menurutnya, laga besar seperti ini memiliki nilai emosional tersendiri bagi klub dan para pendukung. “Ya kecewa mas, kenapa Persik harus meninggalkan rumah ketika menjamu Persebaya,” ujarnya, Kamis (13/11/2025).
Ia menegaskan bahwa selama ini pertandingan Persik vs Persebaya yang digelar di Kediri tidak pernah menimbulkan keributan antarsuporter di dalam stadion. Namun, APH tetap mengkhawatirkan potensi gesekan yang mungkin terjadi di luar stadion, terutama sebelum dan sesudah pertandingan berlangsung. Situasi di area publik dan jalan raya dinilai lebih sulit dipantau sepenuhnya oleh aparat keamanan.
“Tidak pernah ada keributan antar supporter di dalam stadion. Yang dikhawatirkan adalah kondisi ketika sebelum dan sesudah pertandingan di luar stadion, di jalan-jalan yang luput dari pantauan aparat keamanan,” jelas Widodo.
Lebih lanjut, Widodo juga mengungkapkan bahwa pihaknya sempat didatangi para suporter di Mess Persik yang menanyakan kepastian pelaksanaan pertandingan. Kondisi itu membuat Panpel segera melakukan rapat koordinasi bersama APH dan Pemerintah Kota Kediri. Hasil rakor tersebut akhirnya memutuskan bahwa demi keamanan, pertandingan harus dipindah ke Gresik.
“Ya saya sempat didatangi teman-teman supporter di Mess Persik menanyakan kejelasan pertandingan. Akhirnya digelar rakor bersama APH dan Pemerintah Kota Kediri, dan hasilnya seperti yang kita tahu, pertandingan harus dilaksanakan di Gresik,” ujarnya.
Sebagai perwakilan Panpel dan juga pendukung Persik, Widodo berharap Pemerintah Kota Kediri ke depan dapat melakukan pengelolaan Stadion Brawijaya secara lebih profesional. Ia menilai stadion kebanggaan masyarakat Kediri itu perlu segera memenuhi standar keamanan dan kelayakan yang telah ditetapkan PSSI.
“Harapannya ke depan Pemerintah Kota Kediri dalam mengelola Stadion Brawijaya benar-benar profesional, sehingga stadion bisa layak digunakan untuk menggelar pertandingan berikutnya,” pungkasnya.
Dengan harapan tersebut, Panpel Persik dan para suporter berharap kejadian serupa tidak kembali terulang sehingga Persik bisa kembali bermain di rumah sendiri, di hadapan pendukung setianya.




